Kram otot bisa berlangsung dari beberapa detik sampai seperempat jam atau kadang-kadang lebih lama. Kram jarang kambuh berkali-kali sampai akhirnya hilang. Kram mungkin melibatkan bagian otot, seluruh otot, atau beberapa otot yang biasanya bekerja sama, seperti otot yang melenturkan jari-jari yang berdekatan. Beberapa kram melibatkan kontraksi simultan otot yang biasanya menggerakkan bagian tubuh ke arah yang berlawanan.
Kram otot sangat sering terjadi, dan hampir setiap orang mengalami kram dalam hidup mereka. Kram biasa terjadi pada orang dewasa dan menjadi semakin sering dengan penuaan. Namun, anak juga dapat mengalami kram.
Salah satu otot yang berada di bawah kendali kesadaran kita (otot rangka) juga bisa kram. Kram di ekstermitas (anggota gerak), terutama tungkai, kaki dan betis sangat sering terjadi. Otot tidak sadar, yang tidak dapat kita kendalikan dari berbagai organ, seperti jantung, rahim, dinding pembuluh darah, saluran usus, saluran empedu dan urine, bronkus, juga dapat spasme dan kram. Artikel ini berfokus pada kram otot yang menggerakkan sendi, otot yang dapat kita kontrol secara sadar, otot volunter yang dikenal sebagai otot rangka.
Kram otot disebabkan oleh saraf yang terekstiasi terlalu menstimulasi otot sehingga merangsang otot. Hal ini dapat terjadi setelah cedera saraf atau otot; dehidrasi, dengan kadar kalsium, magnesium, atau potasium rendah, akibat dari obat tertentu dan bahkan saat istirahat. Rasa sakit yang berhubungan dengan kram otot akibat sirkulasi yang buruk ke tungkai yang memburuk dengan berjalan disebut sebagai klaudikasi. Kekurangan vitamin tertentu, termasuk tiamin (B1), asam pantotenat (B5), dan piridoksin (B6), juga bisa menyebabkan kram otot.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan kram otot meliputi furosemid (Lasix, diuretik), donepezil (Aricept untuk penyakit Alzheimer), neostigmine (Prostigmin untuk myasthenia gravis), raloxifene (Evista untuk mencegah osteoporosis pada wanita pasca-menopause), tolcapone (penyakit Tasmar untuk Parkinson) Nifedipine (Procardia untuk angina atau angin duduk, tekanan darah tinggi), dan obat-obatan asma terbutalin (Brethine) dan albuterol (Proventil, Ventolin, dan lain-lain). Beberapa obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, termasuk clofibrate (Atromid-S), pravastatin (Pravachol), atorvastatin (lipitor), dan lovastatin (Mevacor), juga bisa menyebabkan kram.
Faktor Risiko Kram Otot
Faktor risiko untuk mengembangkan kram otot termasuk obat tertentu seperti yang tercantum pada bagian di atas, olahraga, dehidrasi, dan kadar kalsium, magnesium, potasium, vitamin B1, B5, atau B6 yang rendah.
Gejala Kram Otot
Gejala kram otot ditandai dengan hal berikut:
-Nyeri pada otot yang terkena
-Nyeri saat ditekan
-Kaku dan keras pada otot yang terlibat
Kondisi ini mengganggu fungsi ekstremitas (paling ekstrem) yang terlibat. Bila otot tangan terkena, hal itu bisa menimbulkan kesulitan dalam menulis atau ketika menggenggam. Bila otot betis atau kaki terkena, hal itu bisa berujung pada kesulitan berjalan.
Perawatan medis untuk kram otot
Kram otot biasanya merupakan gangguan sementara dan biasanya sembuh sendiri tanpa perawatan. Ketika kram otot kambuh terus menerus, tandanya penderita harus menghubungi dokter.
Spesialis yang mengobati kram otot
Layanan primer atau dokter umum adalah medokus yang paling sering mengobati kram otot, sedangkan dokter spesialis yang dapat dilibatkan meliputi ahli ortopedi, rheumatologi, ahli fisiologi, ahli saraf, dan dokter ICU.
Petugas kesehatan akan meninjau riwayat kram otot Anda untuk menganalisis karakter, area, intensitas, dan frekuensi kram otot Anda. Obat Anda akan ditinjau ulang untuk menentukan apakah obat tersebut dapat berperan dalam menyebabkan gejala Anda. Pemeriksaan fisik meliputi evaluasi kekuatan otot, ketangkasan, dan fungsi syaraf. Tes darah untuk enzim otot (CPK, aldolase, LDH, ALT, AST) dapat membantu untuk mengetahui apakah terjadi cedera otot. Tes darah lainnya mungkin termasuk evaluasi kadar kalsium, fosfor, potasium, dan magnesium, serta fungsi tiroid. Kadang-kadang, tes dengan ahli saraf mungkin termasuk tes kecepatan konduksi saraf (NCV) dan elektromiogram (EMG).
Penanganan kram otot secara mandiri di rumah
Biasasnya kram bisa dihentikan jika otot yang terlibat bisa diregangkan. Untuk kram kaki dan tungkai, peregangan ini seringkali bisa dilakukan dengan berdiri dan berjalan-jalan. Untuk kram otot betis, orang tersebut dapat berdiri 60 hingga 1 meter dari dinding dan bersandar ke dinding dengan lengan bawah menahan ke dinding, sementara lutut dan punggung lurus dan tumit bersentuhan dengan lantai. Teknik lain melibatkan meregangkan pergelangan kaki dengan menarik jari-jari kaki ke arah kepala sambil tetap terbaring di tempat tidur dengan kaki selurus mungkin. Untuk kram penulis (kontraktur di tangan), tekan tangan di dinding dengan jari-jari yang menghadap ke bawah akan meregangkan otot yang kram.
Memijat otot dengan lembut akan sering membantu merileksasi, karena akan menerapkan kehangatan dari bantalan pemanas atau merndam di air hangat. Jika kram dikaitkan dengan kehilangan cairan, seperti yang sering terjadi pada aktivitas fisik yang kuat, penggantian cairan dan elektrolit, terutama natrium dan kalium, sangat penting. Obat-obatan umumnya tidak diperlukan untuk mengobati kram biasa yang aktif karena kebanyakan kram mereda secara spontan sebelum cukup obat diserap oleh tubuh.
Pengobatan utama kram otot melibatkan metode untuk melemaskan otot yang terkena. Biasanya melibatkan peregangan, pemijatan, dan aplikasi suhu panas. Pengobatan lain diarahkan pada penyebab kram otot dan dapat mencakup rehidrasi (proses senyawaan kembali), pelepasan elektrolit, perawatan hormon, dan suplemen kalsium.
Mengobati Kram Otot
Relaksan otot seperti cyclobenzaprine (Flexeril), orphenadrine (Norflex), dan baclofen (Lioresal) dapat membantu untuk mengendurkan kram otot. Beberapa orang diuntungkan dengan meminum air tonik yang mengandung kina, sebelum tidur. Dalam beberapa tahun terakhir, suntikan dosis toksik botulisme terapeutik (botox) telah berhasil digunakan untuk beberapa gangguan otot spastik yang dilokalisasi ke sekelompok otot yang terbatas. Respons yang baik bisa berlangsung beberapa bulan atau lebih, dan injeksinya kemudian dapat diulang.
Kram otot yang bertahan bisa memerlukan pemeriksaan darah dan evaluasi oleh ahli saraf. Kembalilah ke profesional perawatan kesehatan Anda jika kram otot Anda kambuh kembali. Tindak lanjut Anda dengan profesional perawatan kesehatan Anda penting untuk mendeteksi aktivitas atau penyakit terkait yang harus ditangani untuk menghentikan kram otot Anda.
Baca juga :
-Benarkah Bekam Ampuh Mengatasi Darah Tinggi?
-Mari Mengenali 4 Peran Orangtua Sesuai Usia Anak
-Ajarkan Ini pada Anak Usia 10 Tahun, agar Mental Baiknya Mulai Terbentuk
Prognosis Kram Otot
Meski kram bisa menjadi gangguan besar, kram tidak berbahaya. Pentingnya kram otot adalah terbatas pada ketidaknyamanan dan nyeri yang disebabkan atau terhadap penyakit yang terkait dengannya. Jika sebelumnya pernah kram otot, perhatikan apa yang dokter sarankan untuk menghindari kram sehingga akan mengurangi masalah kram bagi kebanyakan individu di kemudian hari. Orang-orang yang memiliki kram otot terus menerus atau kram otot yang berat harus mencari bantuan medis.
Pencegahan Kram Otot
Peregangan dianjurkan sebelum dan sesudah kram yang disebabkan oleh aktivitas fisik yang kuat. Pemanasan dan pendinginan yang memadai sebelum dan sesudah aktivitas dapat membantu mencegah kram otot. Hidrasi sebelum, selama, dan setelah aktivitas fisik penting, terutama jika durasinya melebihi satu jam, dan penggantian elektrolit – terutama natrium dan potasium yang merupakan komponen utama keringat – juga bisa membantu. Keletihan berlebihan, terutama dalam cuaca hangat, harus dihindari. Suplemen kalsium dan magnesium masing-masing telah dianjurkan untuk membantu mencegah kram yang terkait dengan kehamilan. Minum air tonik sebelum tidur bisa meringankan kram malam.