Dark

Cara Mengatasi Efek Buruk Penggunaan Gadget pada Anak

Ketika sedang berada di tempat umum, cobalah Bunda sesekali melihat sekeliling Anda. Paling tidak akan terdapat satu orang yang sedang tunduk dan memandangi handphone atau tablet yang dimilikinya. Bahkan bisa jadi Bunda yang sedang melakukan posisi ini sekarang. Fenomena seperti ini memang sangat lazim ditemui bahkan postur ini mendapat julukan “text neck”.

Bahaya penggunaan gadget pada anak sebaiknya dihindari, dengan cara tidak membiarkan mereka terpapar teknologi tersebut secara berlebihan.
Anak-anak dan remaja yang menggunakan teknologi melebihi batas waktu yang dianjurkan, memiliki risiko kesehatan serius yang bisa mematikan.

Hansraj, Kepala Bagian Operasi Tulang Belakang di New York Spine Surgery & Rehabilitation Medicine menyebutkan bahwa penggunaan gadget bisa digambarkan seperti sebuah wabah. Tak hanya orang dewasa, gadget juga menjadi mainan andalan si Kecil. Common Sense Media, sebuah organisasi non-profit yang mempelajari penggunaan media yang aman untuk anak-anak, mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa 75% anak-anak di bawah umur 8 tahun sudah memiliki akses penggunaan gadget/smartphone. Bahkan 38% balita yang berusia di bawah 2 tahun juga sudah pernah menggunakan mobile device.

Cara Mengatasi Efek Buruk Penggunaan Gadget pada Anak

Meskipun menggunakan gadget memang menyenangkan dan mampu menghibur si Kecil, nyatanya Bunda harus mewaspadai kebiasaan ini. Bukan hanya kesehatan mata si Kecil yang terancam, melainkan penggunaan gadget yang dilakukan secara terus-menerus bisa mengakibatkan masalah leher dan punggung pada anak. Efeknya mungkin tidak terasa secara langsung, namun lama-kelamaan dampak buruk dari penggunaan gadget akan mulai dirasakan di kemudian hari.

Riset yang dilakukan oleh Abertawe Bro Morgannwg University (ABMU) Health Board menyatakan bahwa di Inggris sedikitnya terdapat 3 dari 4 anak usia sekolah dasar dan 2 dari 3 anak usia sekolah menengah yang menderita sakit di leher dan punggung setiap tahunnya. Lorna Taylor, seorang fisioterapis menyebutkan bahwa statistik tersebut disebabkan oleh peningkatan penggunaan teknologi dan perubahan gaya hidup. Lorna juga mengatakan bahwa Gadget telah merugikan perkembangan kesehatan otot dan tulang anak.

Penggunaan gadget yang dilakukan secara terus-menerus bisa mengakibatkan masalah leher dan punggung pada anak.

Tak hanya ABMU yang menunjukkan adanya efek buruk penggunaan gadget, riset oleh British Chiropractic Association juga menyebutkan bahwa sebesar 45% anak menderita sakit di tulang punggung saat memasuki usia 11 tahun sebagai akibat dari penggunaan gadget. Saat melihat layar smartphone, posisi duduk anak akan melengkung dan postur leher akan tunduk ke bawah. Posisi seperti inilah yang dapat melukai otot-otot pada bagian leher dan punggung. Semakin menunduk, maka beban yang harus ditahan oleh leher juga akan turut bertambah.

Berikut adalah risiko yang dapat terjadi apabila si Kecil terlalu sering terpaku pada layar gadget dalam jangka waktu yang lama:

  • Leher akan terasa nyeri dan sakit.
  • Punggung atas terasa nyeri, mulai dari sakit kronis, terasa mengganggu, bahkan bisa berujung pada rasa kejang otot yang parah di punggung atas.
  • Bahu terasa kaku dan nyeri, bahkan bisa menyebabkan kejang otot yang menyakitkan.
  • Tulang belakang mengalami degenerasi dini.
  • Lengkungan yang terdapat pada tulang belakang menjadi lurus.
  • Komplikasi bisa berakhir pada operasi/pembedahan.
Untuk mengurangi risiko dan menjauhkan si Kecil dari bahaya efek gadget, maka Bunda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Pastikan layar gadget diletakkan tepat di depan posisi mata, sehingga si Kecil tidak perlu lagi menunduk.
  • Sering-seringlah menyediakan waktu istirahat sejenak dari layar gadget. Setidaknya setiap sejam sekali atau 20-30 menit sekali.
  • Daripada menundukkan kepala, sebaiknya pandangan mata yang diarahkan ke bawah ketika ingin melihat gadget.
  • Gunakanlah bantal tidur yang tepat, seperti:
Bantal dengan desain ergonomis: Bantal ini berfungsi untuk meringankan tekanan/stres pada bagian leher dan tulang punggung. Tak hanya dapat diminimalisasi ketika sedang beraktivitas, nyatanya saat tidur tekanan pada leher dan tulang punggung pun dapat pula dikurangi dengan menggunakan bantal ergonomis.

Desain bantal ergonomis juga akan memberikan rasa relaksasi pada leher dan tulang punggung. Selain itu, bantal yang ergonomis juga akan membantu si Kecil dapat beristirahat dengan posisi tulang belakang yang nyaman.

Bantal latex: Bantal latex yang padat dan mampu menahan bentuk asalnya menjadi pilihan ideal untuk menyangga leher si Kecil saat sedang tidur. Karena memiliki tekstur yang padat dan juga elastis, maka bantal latex dapat memberikan daya topang yang rata pada seluruh permukaannya.

Semoga bermanfaat.
Share :