Dark

Ajarkan Ini pada Anak Usia 10 Tahun, agar Mental Baiknya Mulai Terbentuk

Ajarkan hal ini pada anak usia 10 tahun, agar mental baiknya mulai terbentuk sejak dini, seperti dilansir dari sayangianak.com berikut ini.
Memiliki anak yang berusia 10 tahun banyak tantangannya. Di usianya itu, tanggung jawab Bunda dan Ayah sebagai orangtua semakin lebih besar. Bukan lagi mengenalkan tentang apa yang ada di sekitarnya, melainkan juga mengenalkan nilai-nilai moral yang ia perlu tahu. 

Anak usia 10 tahun biasanya dijejali pertanyaan kritis di benaknya. Menariknya, jika Bunda dan Ayah bisa menemukan cara yang tepat untuk memberitahukan sebuah hal baru, maka momen itu akan terekam jelas di benaknya. Ia pun bisa mengingatnya sampai ia dewasa kelak. 
Beberapa hal ini yang mungkin bisa Bunda ajarkan pada si kecil yang berusia 10 tahun.

Ajarkan Hal Ini Pada Anak Usia 10 Tahun, Agar Mental Baiknya Mulai Terbentuk

KEPADA ANAK LAKI-LAKI, AJARKAN PADANYA UNTUK TAK BERSIKAP MENYEBALKAN PADA PEREMPUAN SAJA, MELAINKAN JUGA PADA SETIAP ORANG YANG ADA DI SEKITARNYA

Orangtua yang memiliki anak lelaki pasti ingin anaknya tak menyakiti teman sebayanya yang perempuan. Sejatinya nasihat tersebut baik adanya, hanya saja Bun, akan lebih baik jika Bunda pun turut mengarahkan agar si kecil bisa selalu memunculkan sikap yang tak membuat orang lain jengah padanya.

Bukan hanya saat ia berada di lingkaran teman sebaya yang perempuan, tapi juga saat ia sedang bermain dengan teman-temannya yang laki-laki. Tak sedikit anak lelaki yang memang bisa mengerti untuk tak menjahili anak perempuan, hanya saja, mereka jadi kurang bisa membawa diri saat bergaul dengan anak laki-laki lainnya. Sikap nakalnya justru muncul di momen tersebut. Untuk itu, lakukan tindakan preventif dengan rutin menasehatinya ya Bun.


JANGAN MENGINTERVENSI SAAT SI KECIL SIBUK MEMBUAT KARYA ATAU MENGGAMBAR YA BUN

Alih-alih menyemangati dan memberikan pujian, ada lho orangtua yang justru mengintervensi karya yang dibuat buah hatinya. Sekalipun si kecil memang sudah berusia 10 tahun, bukan berarti ia langsung bisa menggambar sesuai yang Bunda harapkan, bukan?
Karenanya, biarkan ia tengelam dulu di dunianya saat proses menggambar atau membuat karya. Bunda hanya perlu mendampingi dan tak usah mengintervensi. Kalau memang menurut Bunda, secara warna atau bentuknya ada yang kurang, maka tuntunlah buah hati dibanding mengintervensinya.


SAAT HASIL UJIANNYA TAK SESUAI EKSPEKTASI, TETAP UCAPKAN KALIMAT YANG POSITIF UNTUKNYA

Jangan biarkan si kecil melewatkan hari yang berat sendirian. Ia bisa saja kepikiran sepanjang hari setelah mendapati kalau hasil ujiannya tak sesuai ekspektasi. Padahal ia sudah belajar sebaik mungkin. Nah, sebagai orangtua, apakah Bunda tetap akan memberikan tekanan saat si kecil berlaku demikian?

Untuk itu, dibanding terus mendorongnya agar ia lebih giat belajar lagi, jadikan momen saat ia bersedih jadi quality time terbaik Bunda dan buah hati. Ada berbagai kalimat positif yang bisa Bunda ucapkan padanya, semisal: “Kamu sudah melakukan yang terbaik dari yang bisa kamu lakukan. Ibu bangga. Sudah ya, tak usah bersedih lagi.”

JADILAH ORANGTUA YANG JUGA BISA MENDENGAR IA BERCERITA

Si kecil butuh teman cerita untuk segala aktivitasnya. Termasuk saat ia sedang merasakan banyak hal dan ketakutannya. Misalnya, ia tak sengaja memecahkan gelas, atau mungkin merusak kotak bedak Bunda, pasti ada ketakutan yang dirasakannya.

Anak seusianya sedang belajar bertanggung jawab atas segala tindakannya. Untuk itu, Bunda cukup jadi penolong untuknya. Pastikan dalam perasaan kalut pun, ia tak ragu bercerita pada Bunda. Bukan justru takut dan menghindari Bundanya sendiri.
Tags :
Share :